Menu

Mode Gelap
Belajar dari Tsunami Aceh, Bencana Alam di Sumatra Lebih Mengerikan Jika Tidak Ditangani Serius Kepala Suku Aifat Imbau Warga Teluk Bintuni Dukung Aparat Jaga Stabilitas Kamtibmas Ketua DAP Teluk Bintuni Ajak Warga Dukung Aparat Jaga Kamtibmas Jelang Akhir Tahun Ketua LAPEPA Teluk Bintuni Imbau Warga Dukung Aparat dan Tidak Terpengaruh Isu Pemecah Belah Tiga hari Dinyatakan Hilang, Nur Afigha Azzahra Ditemukan Tewas Terjepit Batu di Sungai Sadan Pastor Paroki Santo Yohanes Bintuni Imbau Umat Rayakan Natal dengan Tertib dan Penuh Syukur

News

Marak Eksekusi Tongkonan di Toraja, Firmina Tallulembang Politisi Gerindra Angkat Bicara!

badge-check


					Firmina Tallulembang, Anggota DPRD Provinsi Sulsel Fraksi Partai Gerindra. Foto: Istimewa Perbesar

Firmina Tallulembang, Anggota DPRD Provinsi Sulsel Fraksi Partai Gerindra. Foto: Istimewa

MAKASSAR, Vressnews – Maraknya eksekusi atau penggusuran rumah adat Toraja (tongkonan) kembali menuai sorotan publik. Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Gerindra, Firmina Tallulembang, menegaskan penolakannya terhadap praktik tersebut karena dinilai mencederai nilai budaya sekaligus meresahkan masyarakat adat.

Firmina menekankan bahwa tongkonan tidak bisa dipandang sekadar bangunan fisik. Lebih dari itu, tongkonan adalah simbol identitas, persatuan, serta warisan leluhur yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Toraja.

“Tongkonan adalah pusat kehidupan orang Toraja, tempat berkumpul keluarga besar, sekaligus simbol adat dan budaya. Eksekusi yang dilakukan tanpa solusi kultural jelas melukai perasaan masyarakat Toraja,” ujar Firmina, beberapa waktu lalu.

Ia mengingatkan agar aparat maupun pemangku kebijakan tidak hanya melihat persoalan dari sisi hukum positif, melainkan juga menimbang aspek sosial, kultural, dan kemanusiaan.

“Kami mendesak agar pemerintah bersama lembaga hukum mencari jalan keluar yang bijaksana. Jangan sampai tindakan eksekusi ini menimbulkan konflik horizontal dan merusak tatanan adat yang sudah turun-temurun,” tegasnya.

Politisi Gerindra itu juga mendorong pemerintah daerah maupun pusat untuk lebih serius melindungi situs-situs budaya Toraja, termasuk tongkonan, yang sudah diakui sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.

Menurut Firmina, persoalan serupa sebaiknya diselesaikan melalui mekanisme mediasi adat atau kebijakan perlindungan budaya, bukan dengan tindakan represif yang meruntuhkan simbol kultural Toraja.

“Tongkonan adalah warisan lelulur. Kalau diruntuhkan begitu saja, maka hilanglah jati diri orang Toraja. Ini bukan sekadar soal bangunan, tapi soal marwah dan harga diri masyarakat adat,” imbuhnya.

Untuk mencegah kasus serupa terulang, Firmina juga mendorong pemerintah daerah Tana Toraja maupun Toraja Utara segera menyusun payung hukum dan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang mencoba melanggar atau mengabaikan nilai adat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

William Sabandar Terpilih Sebagai Ketua Umum PNPS GMKI Periode 2025 – 2028 

30 November 2025 - 07:37 WIB

Tempuh Perjalanan Selama 10 Jam ke Poso, Psikolog Bonafide Bekali Pendeta dan Majelis Gereja jadi Pendamping Korban Kekerasan

30 November 2025 - 04:42 WIB

Tokoh Moskona Imbau Warga Teluk Bintuni Tak Mudah Terprovokasi Isu

29 November 2025 - 12:47 WIB

Gubernur NRFPB Wilayah Bomberay Ajak Warga Bintuni Tetap Jaga Kamtibmas Menjelang 1 Desember hingga Nataru

29 November 2025 - 06:39 WIB

Ketua Forapello Imbau Warga Bintuni Jaga Kondusivitas dan Tidak Mudah Terprovokasi

29 November 2025 - 06:32 WIB

Trending di News