TORAJA UTARA, Vressnews – Ditengah meningkatnya isu stres, kecemasan, dan permasalahan sosial di kalangan mahasiswa, Biro Psikologi Bonafide melatih Mahasiswa di Toraja pada Sabtu (22/11/2025), bertempat di Kampus 3 UKI Toraja.
Bonifide kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesehatan mental melalui kegiatan pengabdian yang berdampak dengan Pelatihan Konselor Sebaya bagi perwakilan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Toraja.

Ketiga perwakilan tersebut terdiri dari Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja, Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kibaid, dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja.
Pelatihan ini dirancang khusus sebagai bentuk pengabdian kepada perguruan tinggi dengan harapan melahirkan agen konselor sebaya yang mampu menjadi pendengar pertama, teman yang peduli, dan jembatan awal ke layanan profesional di lingkungan kampus.

“Di tengah meningkatnya isu stres, kecemasan, dan permasalahan sosial di kalangan mahasiswa, kehadiran teman sebaya yang mampu mendengar dengan empati menjadi salah satu hal yang sangat penting,” ungkap Daryo Tabayani Siampa’, Pimpinan Biro Psikologi Bonafide, Sabtu (22/12025).
Dalam pelatihan yang berlangsung intens selama lima jam itu, sepuluh mahasiswa tidak hanya menerima materi teoritis, tetapi juga berlatih langsung melalui roleplay, refleksi, dan diskusi kelompok semua berbasis modul resmi fasilitator Bonafide yang telah disusun secara psikologis dan aplikatif.

Pelatihan dibagi dalam tiga sesi utama, masing-masing dipandu oleh tim Bonafide. Sesi pertama tentang peran dan batasan konselor sebaya dipandu oleh Giovani Payungallo, asisten psikolog Bonafide.
“Menjadi konselor sebaya bukan tentang menyelesaikan masalah orang lain, tapi bagaimana menjadi seseorang yang aman untuk berbagi” kata Giovani.
Sesi kedua terkait dengan komunikasi efektif dan mendengarkan aktif, dipandu oleh Iindarda Sangkung Panggalo, Psikolog Bonafide.
Menurut Iindarda melalui simulasi dan latihan praktis, peserta belajar bagaimana mendengar dengan mata, hati, dan kehadiran utuh.
“Saat kita hadir dan benar-benar mendengarkan, kita memberikan hadiah terbesar yaitu membuat seseorang merasa bahwa ia tidak sendirian,” ungkapnya.
Sesi ketiga mengangkat topik empati yang disampaikan oleh Daryo Tabayani Siampa’, pimpinan Biro Psikologi Bonafide.
Ia mengajak peserta melihat empati bukan sebagai perasaan, tapi sebagai tindakan nyata yang membangun iklim kampus yang manusiawi karena Empati bukan soal mengerti semua, tapi soal berani berkata “Aku di sini, dan aku peduli.”

Pelatihan ini juga menekankan prinsip penting konselor sebaya bukan pengganti psikolog, melainkan garda terdepan yang tahu kapan harus mendengarkan dan kapan harus merujuk.
Dengan pendekatan yang interaktif dan humanis, para peserta pulang bukan hanya dengan keterampilan, tetapi dengan komitmen untuk menjadi cahaya kecil di tengah tekanan kehidupan kampus.
“Kegiatan ini menjadi awal dari komitmen jangka panjang Bonafide dalam membangun ekosistem kesehatan mental berbasis kampus, dan kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.” tambah Iindarda.
Dengan langkah kecil, Biro Psikologi Bonafide berharap agar setiap mahasiswa yang dilatih hari ini adalah benih perubahan yang akan menumbuhkan kampus-kampus peduli, menjadi tempat di mana setiap suara didengar, setiap perasaan dihargai, dan kesehatan mental menjadi tanggung jawab bersama.
Biro Psikologi Bonafide adalah lembaga layanan psikologis yang aktif dalam pengabdian masyarakat melalui program pelatihan konselor sebaya, pendampingan pendidikan inklusi, kesehatan mental. Tim Bonafide terdiri dari psikolog berlisensi, asisten psikolog, dan praktisi yang berkomitmen membangun komunitas yang sehat secara emosional dan sosial.









