TORAJA, Vressnews – Maraknya kasus pencurian yang terjadi di Toraja belakangan ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, pasalnya kasus pencurian menimpa sejumlah Rumah Ibadah yang ada di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Anehnya kasus pencurian rumah ibadah itu terjadi secara berturut-turut pada tahun 2025, yakni di:
1. Gereja Toraja Rante Mabombo, pada 12 Mei 2025 di Kelurahan Rante, Kecamatan Makale, Tana Toraja.
2. Gereja Katolik Stasi Tondok Batu, pada 12 Mei 2025 di Lembang Tondon Siba’tan, Kecamatan Tondon, Toraja Utara.
3. Gereja Toraja Alfa Omega Tarongko, pada 15 Mei 2025 di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale, Tana Toraja.
4. Gereja Toraja Jemaat Talion pada 30 Mei 2025 di Kelurahan Talion, Kecamatan Rembon, Tana Toraja.
5. Gereja Kibaid Jemaat Kondongan pada 30 Mei 2025 di Lembang Salutandung, Kecamatan Saluputti, Tana Toraja.
6. Gereja Katolik Paroki Nanggala pada 31 Mei 2025 di Kecamatan Nanggala, Toraja Utara.
7. Gereja Toraja Jemaat Gloria Ke’pe pada 12 Juni 2025 di Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja.
8. Gereja Katolik Santo Ambrosius La’bo pada 13 Juni 2025 di Kelurahan Pa’paelean, Kecamatan Sanggalangi’, Toraja Utara.
Delapan rumah ibadah tersebut hampir secara bersamaan mengalami kasus pencurian. Terakhir terjadi pada hari ini di Gereja Katolik Santo Ambrosius La’bo pada Jumat (13/6/2025) dengan kerugian sebesar 100 juta rupiah.
Maraknya pencurian tersebut membuat warga resah, praktisi hukum asal Toraja Daniel Tonapa Masiku Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (TUMPAS) di Jakarta mengatakan bahwa pihak Kepolisian harus segera menangkap para pelaku karena ini sudah sangat meresahkan di Masyarakat.
“Ini kejadian sudah selalu berulang di Toraja. Seharusnya Intel dan Reserse sudah mengantisipasi kalau perlu ada patroli karena mereka pasti menggunakan kendaraan bermotor atau bahkan mobil dan hampir semua dilakukan pada malam hari,” ungkap Daniel Tonapa Masiku.
Daniel menduga kasus pencurian yang menyasar rumah ibadah di Toraja tersebut bukan sekedar pencurian biasa. Pihak Kepolisian harus segera mengungkap tuntas.
“jangan sampai ini bukan sekedar pencurian biasa, tapi bisa jadi kejahatan terorganisir untuk menimbulkan keresahan umat. Maka Kapolres Tator dan Kapolres Torut harus mengungkap tuntas dan segera, kalau tidak mampu maka Kapolda harus mencopot Kapolres Tator dan Torut,” tegas Daniel.
Sementara itu salah satu Rohaniwan asli Toraja meminta kepada pihak Kepolisian di Toraja untuk lebih serius menangani kasus tersebut.
“Saya selaku rohaniawan dan putra asli Toraja meminta kepada Polres Tana Toraja dan Polres Toraja Utara agar bisa lebih serius menangani kasus ini. Menurut saya ini sudah kasus yang sangat meresahkan, dan berharap semua Gereja-Gereja bisa lebih waspada,” ucap Pdt. Hilkia Putra Nehemia.
Menurut Pdt. Hilkia bahwa kasus pencurian disejumlah Gereja secara beruntun baru pertama kali terjadi di Toraja.
“Kejadian pencurian Gereja beruntun seperti ini baru pertama kali terjadi di daerah Toraja yang masyarakatnya sangat dikenal menghargai dan menghormati rumah Ibadah Agama apa pun itu,” tutup Hilkia.