Menu

Mode Gelap
DPP GAMKI Pertanyakan Peran Menteri Agama Selesaikan Kasus Intoleransi di Sukabumi dan Depok Gugatan MK Ditolak, Dewi Sartika Pasande Ucapkan Selamat kepada Naili Trisal dan Ome, Selamat Mengemban Amanah Rakyat! Dihadiri Sejumlah Gubernur, Bupati Torut Apresiasi Kegiatan PMTI Mengenang Pongtiku sebagai Pahlawan Kebanggaan Orang Toraja Konektivitas Baru untuk Majukan Ekonomi, Budaya, dan Pariwisata Sulawesi dari Wings Air Ikut Retret di Pacitan, Dewi Sartika Pasande Siap Menangkan Demokrat di Pemilu 2029 Meriahkan HUT Polri ke 79, Moxart dan BMX Toraja gelar Jelajah Wisata Alam Tana Toraja

News

DPP GAMKI Pertanyakan Peran Menteri Agama Selesaikan Kasus Intoleransi di Sukabumi dan Depok

badge-check


					Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA bersalaman dengan Zakir Naik (tokoh intoleran dari India). sumber: IG pdt Yerry Pattinasarani Perbesar

Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA bersalaman dengan Zakir Naik (tokoh intoleran dari India). sumber: IG pdt Yerry Pattinasarani

JAKARTA, Vressnews – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengecam keras terjadinya penolakan pembangunan gedung Gereja GBKP Depok Studio Alam di Jalan Palautan Eres, Kecamatan Cilodong, Kota Depok pada Sabtu (5/7/2025).

“Baru seminggu sebelumnya terjadi pembubaran kegiatan retret pemuda Kristen di Sukabumi, ternyata peristiwa intoleransi kembali terulang di Depok. Pemerintah jangan anggap sepele dengan persoalan intoleransi ini,” kata Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI, melalui keterangan pers pada Rabu (9/72025).

Sahat menjelaskan, berdasarkan informasi yang disampaikan pihak GBKP Studio Alam Depok, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah terbit pada 4 Maret 2025. Persyaratan pendirian rumah ibadah telah dipenuhi dengan jumlah jemaat lebih dari 90 orang, sertifikat tanah atas nama gereja, serta persetujuan lebih dari 60 warga setempat sesuai ketentuan.

Bahkan, lanjut Sahat, pihak Gereja telah berjanji menghibahkan sebagian tanah milik Gereja untuk memperlebar akses jalan dari 1,5 meter menjadi 5 meter demi kepentingan warga. Gereja juga akan membangun saluran air di belakang perumahan guna mengatasi pembuangan air warga yang selama ini ke area gereja.

“Jadi, semua persyaratan secara regulasi sudah dipenuhi. Gereja juga berkomitmen membantu persoalan masyarakat sekitar terkait jalan dan saluran air. Namun masih saja ada penolakan,” ujar Sahat.

GAMKI meminta negara untuk hadir memastikan konstitusi dijalankan dengan menjamin kebebasan beragama dan beribadah bagi setiap warga negara sebagaimana dijamin UUD 1945.

“Kami juga mempertanyakan dimana Menteri Agama Nasaruddin Umar? Sejak kasus pembubaran retret Sukabumi, GAMKI menunggu pernyataan dan tindakan tegas dari Menteri Agama. Mungkin jeritan rakyat yang mengalami tindakan intoleransi ini belum terdengar oleh Bapak Menteri,” lanjut Sahat.

Sahat menyayangkan Menteri Agama tidak serius merespons kasus-kasus intoleransi, padahal persoalan ini terjadi antara lain karena adanya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang pendirian rumah ibadah.

“Kami ingat sekali pada bulan Desember 2024 lalu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinan karena minimnya masjid di sepanjang Jalan Thamrin – Sudirman dan kawasan Pantai Indah Kapuk. Bahkan beliau menyatakan sudah berusaha untuk membangun masjid di PIK, sehingga akhirnya dibangun kompleks syariah seluas 30 hektare di kawasan itu,” jelas Sahat.

“Kami juga meminta beliau memberikan perhatian yang sama untuk bisa menyelesaikan persoalan pembangunan rumah ibadah di berbagai daerah. Para warga Gereja tidak meminta sampai 30 hektar, cukup sebidang tanah dan jaminan untuk bisa membangun Gereja dan beribadah dengan aman,” kata Sahat.

Menurut Sahat, jika Nasaruddin Umar tidak juga memberikan keseriusan untuk menyelesaikan kasus-kasus intoleransi ini, lebih baik nomenklatur Menteri Agama diubah saja menjadi Menteri Urusan Agama Islam.

“Jika Menteri Nasaruddin Umar tidak serius mengurus persoalan agama-agama lainnya, GAMKI sarankan kepada Bapak Presiden Prabowo untuk mengubah tugas, fungsi, dan nomenklatur beliau untuk fokus mengurus Agama Islam saja,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gugatan MK Ditolak, Dewi Sartika Pasande Ucapkan Selamat kepada Naili Trisal dan Ome, Selamat Mengemban Amanah Rakyat!

8 Juli 2025 - 12:39 WIB

Dihadiri Sejumlah Gubernur, Bupati Torut Apresiasi Kegiatan PMTI Mengenang Pongtiku sebagai Pahlawan Kebanggaan Orang Toraja

8 Juli 2025 - 08:24 WIB

Konektivitas Baru untuk Majukan Ekonomi, Budaya, dan Pariwisata Sulawesi dari Wings Air

8 Juli 2025 - 04:41 WIB

Ikut Retret di Pacitan, Dewi Sartika Pasande Siap Menangkan Demokrat di Pemilu 2029

8 Juli 2025 - 00:27 WIB

Meriahkan HUT Polri ke 79, Moxart dan BMX Toraja gelar Jelajah Wisata Alam Tana Toraja

2 Juli 2025 - 08:12 WIB

Trending di Headline