TORAJA, Vressnews – Masyarakat di Tana Toraja dan Toraja Utara dihimbau waspada dikarenakan potensi Curah hujan akan meningkatkan di awal bulan Desember yang beresiko timbulnya Bencana Alam Tanah Longsor.
Hal ini dijelaskan Heri Ismanto, Plt Kepala BMKG Toraja bahwa Siklon Tropis Senyar yang muncul di sekitar Selat Malaka merupakan fenomena yang tergolong langka di wilayah Indonesia.


Dok. BMKG Toraja
Kejadian ini telah memicu bencana hidrometeorologi parah berupa banjir dan longsor di Provinsi Sumatra Utara, Sumatera Barat dan NAD, menyebabkan korban jiwa, ribuan warga mengungsi, serta kerugian harta benda dan kerusakan infrastruktur.
“Kondisi atmosfer Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh Ex-Siklon Tropis Senyar, dalam proses pelemahan. Potensi La Nina lemah, mempengaruhi pertumbuhan awan konvektif di Wilayah Indonesia Bagian Timur,” ungkap Heri.

Dok. BMKG Toraja
Faktor Madden Julian Oscilation (MJO) saat ini berada pada fase 6 (western pasific) namun fenomena ini secara spasial masih akan aktif di Wilayah Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.
Ditambah Fenomena gelombang atmosfer Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin mendukung peningkatan pembentukan awan hujan.
“Kombinasi faktor-faktor ini berperan sebagai sumber utama cuaca buruk dan hujan lebat. Kondisi atmosfer yang kaya uap air ini juga berpotensi memengaruhi cuaca di Wilayah Toraja,” jelas Heri.

Dok. BMKG Toraja
Lebih lanjut Heri mengatakan Potensi Peningkatan Cuaca Hujan lebat disertai angin kencang dan petir di Toraja, setelah beberapa hari mengalami minim hujan karena sebagian besar uap air terserap oleh sistem Siklon Tropis Senyar (TC Senyar), seiring dengan pelemahan siklon tersebut, potensi cuaca buruk di Toraja diprediksi akan meningkat kembali pada awal Desember 2025.
“Sudah Tercatat pada tanggal 27 November 2025, petir mulai muncul kembali di wilayah Toraja bagian Utara dengan kekuatan listrik 2000 – 12.000 A, dan curah hujan lebat antara 50 – 100 mm. Potensi cuaca ini diperkirakan terjadi hingga minggu awal Bulan Desember 2025,” tuturnya.

Bencana Alam Tanah Longsor. Foto: Istimewa
Resiko Longsor di Toraja
Peningkatan curah hujan yang signifikan dalam waktu repetisi beberapa hari dapat berpotensi memicu kejenuhan tanah pada lereng-lereng curam.Kondisi ini dapat dengan mudah menimbulkan longsor.
“Kami dari BMKG Toraja mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus mewaspadai potensi cuaca di awal bulan Desember 2025 ini,” imbaunya.
Sementara itu dalam rangka mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, masyarakat diminta untuk memperhatikan lingkungan sekitar, memastikan tidak ada sumbatan pada aliran limpasan hujan, dan mempersiapkan diri/evakuasi jika terdapat potensi longsor maupun banjir.
“Kita juga minta masayarakat untuk meningkatkan kewaspadaan jika terdapat potensi lingkungan yang kurang stabil (misalnya, pergerakan tanah, retakan, atau pohon tumbang) yang berpotensi memicu longsor,” tutup Heri.









